Kopi Luwak dikenal sebagai kopi termahal di dunia, Indonesia saat ini menjadi icon negara pemilik kopi luwak terbaik di dunia tersebut. Ha inu.i disebabkan sejarah adanya kopi luwak ditemukan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, tepatnya di pulau Sumatera pada saat itu.
Kopi luwak sudah merambah di mana-mana, banyak negara yang memulai berternak luwak sebagai solusi menghasilkan kopi luwak secara continue dan skala besar seperti vietnam, thailand dan beberapa negara lainnya. Walau, pada hakikatnya dengan mengandangkan luwak sebagai alat penghasil kopi luwak dengan skala banyak. Ada hal penting yang sering dilupakan oleh produsen kopi luwak di dunia dan khususnya Indonesia, yaitu kualitas kopi luwak dan kealamian kopi luwak itu sendiri. Kita ketahui bersama, bahwa kopi luwak itu pertama kali dikenal dan ditemukan karena kealamiannya yaitu dari Feses Luwak Liar dan bukan Luwak Kandang.
Saat ini, produsen kopi luwak kandang gencar-gencarnya melakukan pemasaran dengan bahasa marketing bahwa Kopi Luwak mereka adalah Kopi Luwak Terbaik. Padahal, kualitas kopi luwak kandang masuk kategori Kopi Luwak Paksaan. Kenapa paksaan? Karena luwak dikandang, dipaksa memakan kopi sebagai makanan utamanya sehari-hari. Sedangkan secara alamiah, biji kopi yang dimakan luwak itu hanya sebagai tambahan nutrisinya saja dan bukan makanan utama.
Tidak ada maksud untuk merusak pangsa pasarnya penjual kopi luwak kandang, namun bagi kami pribadi bahwa orang-orang yang menjual kopi luwak kandang merupakan produsen yang mengejar keuntungan dan lupa terhadap kealamian kopi luwak seperti pada masa ditemukannya kopi luwak di Indonesia. Selain itu, adanya kopi luwak kandang sama seperti mengurangi kuantitas luwak di Indonesia secara terorganisir. Dulu harga binatang luwak hanya 25rb, sekarang harga binatang luwak menjadi 300rb-500rb per ekor karena semakin banyaknya pencari luwak untuk dikandang dan dipaksa makan biji kopi serta diberi pisang atau pepaya sebagai pelungsur agar luwak cepat mengeluarkan kotorannya.
Kami sebagai penjual kopi luwak liar sering mendapatkan pertanyaan dari pelanggan, kenapa tidak menangkar/mengandang luwak supaya hasil produksinya banyak? dan kenapa tidak menggunakan mesin modern agar bisa cepat dalam memproduksi kopi? Ada beberapa alasan kami untuk menjawab dua pertanyaan yang sering diutarakan kepada kami yaitu:
Kopi luwak sudah merambah di mana-mana, banyak negara yang memulai berternak luwak sebagai solusi menghasilkan kopi luwak secara continue dan skala besar seperti vietnam, thailand dan beberapa negara lainnya. Walau, pada hakikatnya dengan mengandangkan luwak sebagai alat penghasil kopi luwak dengan skala banyak. Ada hal penting yang sering dilupakan oleh produsen kopi luwak di dunia dan khususnya Indonesia, yaitu kualitas kopi luwak dan kealamian kopi luwak itu sendiri. Kita ketahui bersama, bahwa kopi luwak itu pertama kali dikenal dan ditemukan karena kealamiannya yaitu dari Feses Luwak Liar dan bukan Luwak Kandang.
Saat ini, produsen kopi luwak kandang gencar-gencarnya melakukan pemasaran dengan bahasa marketing bahwa Kopi Luwak mereka adalah Kopi Luwak Terbaik. Padahal, kualitas kopi luwak kandang masuk kategori Kopi Luwak Paksaan. Kenapa paksaan? Karena luwak dikandang, dipaksa memakan kopi sebagai makanan utamanya sehari-hari. Sedangkan secara alamiah, biji kopi yang dimakan luwak itu hanya sebagai tambahan nutrisinya saja dan bukan makanan utama.
Tidak ada maksud untuk merusak pangsa pasarnya penjual kopi luwak kandang, namun bagi kami pribadi bahwa orang-orang yang menjual kopi luwak kandang merupakan produsen yang mengejar keuntungan dan lupa terhadap kealamian kopi luwak seperti pada masa ditemukannya kopi luwak di Indonesia. Selain itu, adanya kopi luwak kandang sama seperti mengurangi kuantitas luwak di Indonesia secara terorganisir. Dulu harga binatang luwak hanya 25rb, sekarang harga binatang luwak menjadi 300rb-500rb per ekor karena semakin banyaknya pencari luwak untuk dikandang dan dipaksa makan biji kopi serta diberi pisang atau pepaya sebagai pelungsur agar luwak cepat mengeluarkan kotorannya.
Kami sebagai penjual kopi luwak liar sering mendapatkan pertanyaan dari pelanggan, kenapa tidak menangkar/mengandang luwak supaya hasil produksinya banyak? dan kenapa tidak menggunakan mesin modern agar bisa cepat dalam memproduksi kopi? Ada beberapa alasan kami untuk menjawab dua pertanyaan yang sering diutarakan kepada kami yaitu:
- Kami tidak ingin memenjarakan binatang untuk memperoleh rezeki
- Kami tidak ingin mengubah pola makan luwak
- Kami ingin menjaga kealamian kualitas kopi luwak
- Kami ingin luwak mengkonsumsi biji kopi karena instingnya/nalurinya, bukan kopi pilihan manusia
- Karena kopi luwak ditemukan bukan kopi luwak kandang, tapi kopi luwak liar
- Kami selamanya menggunakan pengolahan tradisional, agar menjaga budaya bangsa
- Kami selamanya menjual kopi luwak liar, agar kealamian kopi luwak terjaga
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments